Pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu
memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengenai masalah pedidikan,
perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin
dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih
rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan
UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita
kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya
rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi,
maupun kota dan kabupaten
Pendidikan merupakan kebutuhan
penting bagi setiap manusia, negara maupun pemerintah pada era reformasi ini.
Problematika pendidikan merupakan sesuatu yang kompleks. Persoalan pendidikan
selalu saja ada selama peradaban dan kehidupan manusia sendiri itu ada. Apalagi
dalam abad informasi seperti saat ini, tingkat obsolescence dan program
pendidikan menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena perkembangan
teknologi yang digunakan masyarakat dalam sistem produksi barang dan jasa yang
begitu cepat.
Pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama dengan tantangan zaman yang sering tidak dapat
diramalkan, oleh karena itu pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah
baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas. Oleh sebab itu,
perlu ada rumusan-rumusan terhadap masalah pendidikan yang dapat dijadikan
pegangan oleh pendidik dalam mengembangkan tugasnya. Masalah-masalah pendidikan
tersebut terdiri dari, pertama: permasalahan secara umum dalam pendidikan
seperti masalah pokok pendidikan, jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan,
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan, dan pemecahan masalah
pendidikan. Kedua, permasalahan secara khusus dalam pendidikan khususnya
masalah-masalah aktual pendidikan di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia dikenal
dengan dua sistem, yaitu pendidikan umum dan pendidikan Islam, dimana masing
dibawah naungan Mendiknas dan Menag. Dua jenis lembaga pendidikan ini mendapat
perlakuan yang tidak sama dari pemerintah. Pendidikan umum lebih mendapat
perhatian daripada pendidikan yang berlabel Islam.
Lembaga pendidikan Islam yang notabene di bawah naungan departemen agama
kebanyakan tidak didirikan oleh pemerintah sendiri. Melainkan didirikan pondok
pesantren maupun perorangan yang kebanyakan berupa yayasan. Model pendidikan
seperti ini kemudian dalam segala urusan biasanya dikuasai oleh pemegang
yayasan bukan terpusat secara nasional oleh pemerintah. Sehingga setiap madrasah
berbeda satu sama lain.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, madrasah atau universitas pendidikan Islam
tentunya mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, maupun permasalahan yang
dihadapi olehnya. Permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan Islam biasanya
sangat kompleks. Terlebih-lebih dalam hal manajemen dan kelembagaannya. Maka
dari itu kami akan akan mengidentifikasi permasalahan manajemen dan kelembagaan
yang muncul dalam lembaga pendidikan Islam dan berusaha memberikan solusi untuk
kebaikan lembaga pendidikan Islam.
Permasalahan Manajemen Dan
Kelembagaan Serta Dampaknya Dalam Lembaga Pendidikan Islam
a. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip
dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat
tahap :
1. perencanaan
2. pengorganisasian dan koordinasi
3. pelaksanaan
4. pengendalian.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006)
mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai :
a) analisis kebutuhan
b) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
c) menentukan disain kurikulum dan
d) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2. Tahap pengembangan, meliputi langkah-langkah :
a) perumusan rasional atau dasar pemikiran
b) perumusan visi, misi, dan tujuan
c) penentuan struktur dan isi program
d) pemilihan dan pengorganisasian materi
e) pengorganisasian kegiatan pembelajaran
f) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar dan
g) penentuan cara mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi atau pelaksanaan, meliputi langkah-langkah:
a) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
b) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
c) penentuan strategi dan metode pembelajaran
d) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran penentuan cara dan alat
penilaian proses dan hasil belajar setting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian, terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif
maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses,
produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan
tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input:
memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi
design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu
pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program.
Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir
program (identik dengan evaluasi sumatif).
Problem kurikulum: masih ada dikotomi kurikulum (pemisahan ilmu agama dan ilmu
umum). Dampak: dalam pengajaran masih dipisah antara ilmu agama dan ilmu umum.
b. Manajemen Guru
Masalah:
1) guru kurang profesional dalam mengajar
2) guru mendapat tugas lain selain mengajar dan mendidik
3) guru kurang memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan
4) kreatifitas guru kurang
Dampak:
1) asal-asalan dalam mengajar dan tidak disiplin
2) guru tidak fokus pada tugas dan kewajiban mengajar karena mendapat beban
lain
3) tidak bisa menjalankan tugas secara maksimal tidak berkembang dan tidak
mempunyai inovasi
4) monoton dalam pembelajaran
c. Bidang Kesiswaan
Dalam Depdikbud disebutkan dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip
dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek,
sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa
sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial
ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang
beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;
(c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan;
dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor .
Ada tiga masalah utama yang perlu
mendapat perhatian dalam bidang kesiswaan yaitu :
- Masalah penerimaan siswa baru
- Masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar
Pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu
memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Mengenai masalah pedidikan,
perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin
dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih
rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan
UU pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita
kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya
rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi,
maupun kota dan kabupaten
Pendidikan merupakan kebutuhan
penting bagi setiap manusia, negara maupun pemerintah pada era reformasi ini.
Problematika pendidikan merupakan sesuatu yang kompleks. Persoalan pendidikan
selalu saja ada selama peradaban dan kehidupan manusia sendiri itu ada. Apalagi
dalam abad informasi seperti saat ini, tingkat obsolescence dan program
pendidikan menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena perkembangan
teknologi yang digunakan masyarakat dalam sistem produksi barang dan jasa yang
begitu cepat.
Pendidikan mempunyai tugas
menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan
selalu diupayakan seirama dengan tantangan zaman yang sering tidak dapat
diramalkan, oleh karena itu pendidikan selalu dihadapkan pada masalah-masalah
baru. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan itu demikian luas. Oleh sebab itu,
perlu ada rumusan-rumusan terhadap masalah pendidikan yang dapat dijadikan
pegangan oleh pendidik dalam mengembangkan tugasnya. Masalah-masalah pendidikan
tersebut terdiri dari, pertama: permasalahan secara umum dalam pendidikan
seperti masalah pokok pendidikan, jenis-jenis permasalahan pokok pendidikan,
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah pendidikan, dan pemecahan masalah
pendidikan. Kedua, permasalahan secara khusus dalam pendidikan khususnya
masalah-masalah aktual pendidikan di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia dikenal
dengan dua sistem, yaitu pendidikan umum dan pendidikan Islam, dimana masing
dibawah naungan Mendiknas dan Menag. Dua jenis lembaga pendidikan ini mendapat
perlakuan yang tidak sama dari pemerintah. Pendidikan umum lebih mendapat
perhatian daripada pendidikan yang berlabel Islam.
Lembaga pendidikan Islam yang notabene di bawah naungan departemen agama
kebanyakan tidak didirikan oleh pemerintah sendiri. Melainkan didirikan pondok
pesantren maupun perorangan yang kebanyakan berupa yayasan. Model pendidikan
seperti ini kemudian dalam segala urusan biasanya dikuasai oleh pemegang
yayasan bukan terpusat secara nasional oleh pemerintah. Sehingga setiap madrasah
berbeda satu sama lain.
Sebagai sebuah lembaga pendidikan, madrasah atau universitas pendidikan Islam
tentunya mempunyai berbagai kelebihan dan kekurangan, maupun permasalahan yang
dihadapi olehnya. Permasalahan yang dihadapi lembaga pendidikan Islam biasanya
sangat kompleks. Terlebih-lebih dalam hal manajemen dan kelembagaannya. Maka
dari itu kami akan akan mengidentifikasi permasalahan manajemen dan kelembagaan
yang muncul dalam lembaga pendidikan Islam dan berusaha memberikan solusi untuk
kebaikan lembaga pendidikan Islam.
Permasalahan Manajemen Dan
Kelembagaan Serta Dampaknya Dalam Lembaga Pendidikan Islam
a. Manajemen kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan subtansi manajemen yang utama di sekolah. Prinsip
dasar manajemen kurikulum ini adalah berusaha agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik, dengan tolok ukur pencapaian tujuan oleh siswa dan
mendorong guru untuk menyusun dan terus menerus menyempurnakan strategi
pembelajarannya. Tahapan manajemen kurikulum di sekolah dilakukan melalui empat
tahap :
1. perencanaan
2. pengorganisasian dan koordinasi
3. pelaksanaan
4. pengendalian.
Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Tita Lestari (2006)
mengemukakan tentang siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap :
1. Tahap perencanaan; meliputi langkah-langkah sebagai :
a) analisis kebutuhan
b) merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
c) menentukan disain kurikulum dan
d) membuat rencana induk (master plan): pengembangan, pelaksanaan, dan
penilaian.
2. Tahap pengembangan, meliputi langkah-langkah :
a) perumusan rasional atau dasar pemikiran
b) perumusan visi, misi, dan tujuan
c) penentuan struktur dan isi program
d) pemilihan dan pengorganisasian materi
e) pengorganisasian kegiatan pembelajaran
f) pemilihan sumber, alat, dan sarana belajar dan
g) penentuan cara mengukur hasil belajar.
3. Tahap implementasi atau pelaksanaan, meliputi langkah-langkah:
a) penyusunan rencana dan program pembelajaran (Silabus, RPP: Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran)
b) penjabaran materi (kedalaman dan keluasan)
c) penentuan strategi dan metode pembelajaran
d) penyediaan sumber, alat, dan sarana pembelajaran penentuan cara dan alat
penilaian proses dan hasil belajar setting lingkungan pembelajaran
4. Tahap penilaian, terutama dilakukan untuk melihat sejauhmana kekuatan dan
kelemahan dari kurikulum yang dikembangkan, baik bentuk penilaian formatif
maupun sumatif. Penilailain kurikulum dapat mencakup Konteks, input, proses,
produk (CIPP) : Penilaian konteks: memfokuskan pada pendekatan sistem dan
tujuan, kondisi aktual, masalah-masalah dan peluang. Penilaian Input:
memfokuskan pada kemampuan sistem, strategi pencapaian tujuan, implementasi
design dan cost benefit dari rancangan. Penilaian proses memiliki fokus yaitu
pada penyediaan informasi untuk pembuatan keputusan dalam melaksanakan program.
Penilaian product berfokus pada mengukur pencapaian proses dan pada akhir
program (identik dengan evaluasi sumatif).
Problem kurikulum: masih ada dikotomi kurikulum (pemisahan ilmu agama dan ilmu
umum). Dampak: dalam pengajaran masih dipisah antara ilmu agama dan ilmu umum.
b. Manajemen Guru
Masalah:
1) guru kurang profesional dalam mengajar
2) guru mendapat tugas lain selain mengajar dan mendidik
3) guru kurang memenuhi kompetensi yang telah ditetapkan
4) kreatifitas guru kurang
Dampak:
1) asal-asalan dalam mengajar dan tidak disiplin
2) guru tidak fokus pada tugas dan kewajiban mengajar karena mendapat beban
lain
3) tidak bisa menjalankan tugas secara maksimal tidak berkembang dan tidak
mempunyai inovasi
4) monoton dalam pembelajaran
c. Bidang Kesiswaan
Dalam Depdikbud disebutkan dalam manajemen kesiswaan terdapat empat prinsip
dasar, yaitu : (a) siswa harus diperlakukan sebagai subyek dan bukan obyek,
sehingga harus didorong untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan
pengambilan keputusan yang terkait dengan kegiatan mereka; (b) kondisi siswa
sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan intelektual, sosial
ekonomi, minat dan seterusnya. Oleh karena itu diperlukan wahana kegiatan yang
beragam, sehingga setiap siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal;
(c) siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan;
dan (d) pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif,
tetapi juga ranah afektif, dan psikomotor .
Ada tiga masalah utama yang perlu
mendapat perhatian dalam bidang kesiswaan yaitu :
- Masalah penerimaan siswa baru
- Masalah kemajuan belajar dan evaluasi belajar