Selasa, 26 Januari 2021

 Dalam pembahasannya tentang teori “Media dan Budaya”, McQuail (2005: 115) menyebutkan 8 (delapan) tema kajian yaitu : (1) The question of quality (2) Communication technology effects, (3) commodification of cultures, (4) globalization, (5) policy for cultural diversity, (6) cultural identity, (7) gender ad subculture, dan (8) ideology and hegemony. Jelaskan apa yang dimaksudkan oleh McQuail tersebut dan berikan ilustrasi atau contoh yang relevan di Indonesia.

Media dan budaya merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena sejatinya mereka memiliki suatu hubungan yang saling mempengaruhi. Budaya memiliki dua pengertian dalam pembahasaan ini. Budaya bisa diartikan sebagai konten yang diproduksi oleh media. Selain itu budaya dalam kajian “media dan budaya” juga bisa diartikan sebagai suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Media dan budaya merupakan kajian yang memiliki daya tarik tersendiri. Daya tarik dari kajian ini terletak pada bagaimana media tersebut mempengaruhi budaya begitu juga sebaliknya bagaimana budaya mempengaruhi media dalam memproduksi kontennya. Dalam kajian ini terdapat beberapa tema-tema besar dari teori media-budaya, yaitu :

      I.         The Question of Quality

Perkembangan media massa yang begitu cepat akan berkorelasi dengan budaya yang ada di masyarakat. Kebanyakan peneliti dan ilmuan berpendapat bahwa perkembangan media massa memberikan efek negatif kepada budaya yang ada di masyarakat.

Efek negatif yang muncul berupa memudarnya nilai-nilai budaya yang ada di masyarakat saat ini. Selain itu pudarnya nilai-nilai yang ada diperparah dengan munculnya nilai-nilai budaya baru, dimana masyarakat nantinya akan mengadopsinya yang berakibat terhapusnya identitas budaya asli. Dengan kata lain masyarakat memiliki dan menggunakan budaya palsu.

Banyaknya budaya baru yang diadopsi oleh masyarkat menimbulkan sutau pertanyaan apakah budaya tersebut lebih bagus dari budaya yang sudah ada. Jawaban untuk pertanyaan ini tentu saja tidak ada yang absolut benar, karena sejatinya merupakan pertanyaan yang bersifat subyektif. Selain itu, mana budaya yag lebih bagus bergantung kepada frame of reference masing-masing pihak yang memiliki budaya.

Contoh kasus yang bisa kita ambil adalah munculnya tren minum kopi di kafe sebagai suatu gaya hidup. Padahal dahulunya kopi sering diidentikkan dengan warung kopi dan hanya bapak-bapak yang mengkonsumsinya. Akan tetapi, ketika media masssa mencoba mengangkat fenomena ngopi di kafe, sebagai sesuatu yang bagus dan prestis. Maka baik secara langsung atau perlahan-lahan, publik akan mengadopsi budaya ini, tanpa kita pernah tahu mana yang lebih bagus.

              II.         Communication Technology Effects

Kemajuan teknologi berkembang begitu cepat dan pesat belakangan ini, dimana kemajuan ini dibarengi dengan kecepatan dalam proses penyampain dan penerimaan informasi. Sehingga tidaklah mengherankan ketika muncul suatu era yang diberi nama era informasi.

Perubahan teknologi tidak berdampak langsung kepada budaya, akan tetapi pengaruh ini diperantarai oleh media massa. Pengaruh ini menimbulkan suatu bias media yang terdiri dari lima bias yaitu :

  1. Bias terhadap pengalaman inderawi
  2. Bias bentuk
  3. Bias konten
  4. Bias konteks penggunaan
  5. Bias hubungan

Proses perkembangan teknologi dan komunikasi mempengaruhi budaya bisa dijelaskan sebagai satu proses yang diawali oleh adanya ide dan penerapan teknologi baru terhadap teknologi lama. Kemudian diikuti dengan perubahan penggunaan teknologi lama yang berakibat munculnya pola penggunaa teknologi baru. Perubahan ini diikuti dengan adaptasi dari lembaga komunikasi yang menstimulus lahirnya budaya dan makna baru secara berkelanjutan.

            III.         Commodification Of Cultures

Tema ini merupakan hasil dari pemikiran kaum Marxism yang mencoba mengkritisi media sebagai suatu industri yang menghasilkan kesadaran palsu pada kelas pekerja. Sehingga lahir teori komodifikasi yang menyebutkan bahwa objek dikomodifikasi dengan memperoleh nilai tukar, daripada hanya memiliki nilai guna secara intrinsik (McQuail, 2011). Jadi, dalam memproduksi produknya media massa menggunakan produk budaya untuk menambahkan nilai jual.

Komodifikasi budaya biasanya digunakan dalam proses produksi media massa dalam momen-momen tertentu. Misalnya ketika umat muslim di Indonesia merayakan hari raya Idul Fitri, maka banyak produsen-produsen iklan yang beriklan media massa menggunakan atribut Idul Fitri dalam mempromosikan produknya.

      IV.         Globalization

Perkembangan teknologi, globalisasi, dan budaya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketika terjadi perkembangan teknologi seperti saat ini, maka akan terjadi globalisasi informasi secara besar-besar diantara publik diseluruh dunia, yang diikuti dengan perubahan budaya. Globalisasi dapat mempengaruhi budaya secara langsung maupun tidak langsung.

Pengaruh ini diawali dengan adanya pertukaran budaya antar negara diberbagai belahan dunia secara cepat dan massal, yang kemudian dimodifikasi bahkan diadaptasi secara langsung oleh salah satu negara.

Contoh dari globalisasi media massa adalah dengan adanya tanyangan televisi berbayar dimana kita memungkinkan menonton siaran televisi dari negara  lain seperti Star World secara langsung di negara kita. Sedikit ataupun banyak, secara langsung ataupun tidak langsung nilai-nilai budaya yang ditampilkan dalam konten media massa tersebut akan mempengaruhi kita sebagai negara yang mengimpor.

Sehingga kemudian muncullah asumsi bahwa globalisasi akan berpengaruh terhadap budaya terutama dalam pengadopsian nilai-nilai oleh negara yang mengimpor konten dari negara pengekspor. Akan tetapi tidak selamanya negara pengekspor yang mempengaruhi budaya importir. Hal sebaliknya juga bisa terjadi kepada negara eksportir, karena mereka berusaha untuk mengadopsi budaya importir untuk diangkat sebagai konten. Sehingga negara importir mau membeli konten yang sudah diproduksi.

V.         Policy For Cultural Diversity

Globalisasi yang tidak bisa dibendung di era informasi sperti ini akan menimbulkan suatu dampak biasnya budaya yang ada didalam masyarakat. Maksudnya adalah tidak adanya pembatas yang nyata antara suatu budaya dengan budaya lain ditengah keberagaman yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu kebijakan yang bisa mencegah memudarnya garis-garis batas antara budaya.

VI.         Cultural Identity

Media massa sebagai suatu industri yang memproduksi budaya secara massal, ditakutkan akan menimbulkan kerancuan budaya, dalam artian hilangnya batas-batas tegas yang menjadi pagar bagi identitas masing-masing budaya. Efek ini tentu saja merupakan salah satu efek yang ditakutkan dari media massa. Oleh karena itu, diharapkan media dapat membantu mengurangi efek ini, dengan membantu mensosiaslisasikan batas-batas budaya tersebut.

VII.         Gender Ad Subculture,

Pendiskriminasian yang ada didalam publik tidak jarang merupakan hasil konstruksi dari media. Pendiskriminasian bisa berdasarkan agama, ras, gender, dan lain-lain. Efek pendiskriminasian ini bisa dirasakan secara nyata ataupun eksplisit oleh publik.

Misalnya adalah pendiskriminasian gender yang dilakukan oleh media massa, dengan cara menampilkan atau memproduksi konten-konten yang berhubungan dengan bias gender. Contoh konkrit adalah program acara masak-masak yang sekarang didominasi oleh pria sebagai chef. Disini media massa mencoba mengkonstruksi bahwa urusan masak memasak tidak melulu urusan perempuan, karena laki-laki pun banyak yang jago memasak.

VIII.         Ideology And Hegemony

Ideologi dan hegemoni merupakan bagian terpenting dari suatu budaya. Indonesia merupakan suatu negara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang memiliki ideologi masing-masing. Kemudian timbul suatu pertanyaan bagaimana media massa menghasilkan suatu produk yang bisa memayungi atau menyatukan berbagai macam ideologi agar tercipta suatu hegemoni?.

Agar tercipta suatu produk yang bisa merangkul semua ideologi ini tentu saja media massa harus memproduksi produk-produk yang bersifat universal, sehingga bisa diterima oleh semua publik.

Sumber :

https://putrilimilia.wordpress.com/2011/11/14/media-dan-budaya/

Continue reading

Jumat, 22 Januari 2021

 Microsoft membuat sebuah Kacamata Augmented reality (AR) HoloLens, kacamata ini dapat dipakai tanpa menggunakan komputer atau ponsel. Microsoft menyematkan sebuah perangkat bersistem operasi Windows 10 ke dalam HoloLens maka Kacamata tersebut dapat berfungsi tanpa menggunakan komputer atau ponsel.

HoloLens mempunyai Holographic Processing Unit (HLP) hasil kreasi dari Microsoft dan sebuah prosesor Intel 32-bit.
Selain itu raksasa software tersebut juga menanamkan bermacam jenis sensor di dalam HoloLens,  yaitu sensor pengukuran inersia, sensor cahaya, serta empat elemen yang bisa memahami kamera.
Kombinasi antara sensor HoloLens dengan kamera yang mempunyai kemampuan depth sensing membuatnya bisa dipakai untuk memetakan ruang. Disediakan juga kamera 2 megapiksel untuk merekam momen video dan foto.


Cara kerja Microsoft Hololens, Alat ini memiliki sensor yang mengidentifikasi gerakan tangan, suara, dan dilengkapi dengan kamera. Untuk masuk ke start menu, cukup melakukan air-flapping yaitu memetik ibu jari ke jari telunjuk atau tengah. Sistem akan otomatis menampikan layar layaknya laptop tepat di depan anda berbentuk hologram. Untuk mengakses menu, gerakkan tangan seolah melakukan sentuhan pada layar. Hal inilah yang membuat Microsoft Hololens, teknologi dengan fitur dan harga fantastis dari Microsoft.

Sumber : 
http://novindaprasasti10.blogspot.com/2018/01/kacamata-hologram-hololens-tak-butuh-pc.html

Continue reading

 Digital twin merupakan penemuan terbaru dibidang teknologi digital. Sistem ini disinyalir bakalan menggantikan ketrampilan sumber daya manusia dan monitoring tradisional dalam hal perencanaan jasa, dan memperbaiki peralatan operasi pabrik.

Era digitalisasi modern ini sudah merambah ke sektor bidang perindustrian. Digital twin merupakan penemuan terbaru dibidang teknologi digital. Karena mesin mesin perindustrian kini sudah terhubung dengan internet.

Digital twin bekerja pada 3 tahap, yaitu melihat, berpikir, dan melakukan.
Ada 3 tahap cara kerja Digital Twin, yaitu melihat, berpikir dan melakukan.
1.    Tahap pertama  “melihat”, mengambil data untuk menciptakan “kembaran virtual” yang dapat bekerja pada waktu bersamaan. Perpaduan antara sebuah software, hardware, fisika, dan pembelajaran mesin. Ini semua harus saling terintegrasi untuk menghasilkan sebuah keputusan yang dibutuhkan.  Menghubungkan peralatan industri dengan internet untuk mendapatkan data kemudian mengumpulkan data-data tersebut dan memasukannya ke Digital twin. 
2.    Tahap kedua “berpikir”, Digital twin dapat melihat kolerasi dalam data yang diolah dengan machine learning. Apa saja yang sesungguhnya menyebabkan permasalahan. Dalam hal ini digital twin dapat merekomendasikan beberapa tindakan yang dapat dilakukan. 
3.      Tahap ketiga “melakukan”, keakuratan Digital Twin dilakukan dengan dua cara yaitu yang pertama melakukan pengumpulan dari semua data dari Digital Twin dan membangun template dari koleksi data tersebut.

Kesimpulannya cara kerja digital twin pada dasarnya adalah melihat, berpikir, dan melakukan.

Melihat maksudnya adalah mengenai koleksi data. Jadi jika tidak mendapatkan data yangtepat, maka tidak dapat membuat keputusan yang tepat.
Berpikir maksudnya adalah tentang analisis. Analisis yang dapat diprediksi. Jadi pada dasarnya, gunakan data, bangun model-model Digital Twin, model-model ini dapat menjalankan informasi dari tiap mesin yang berbeda-beda.
Melakukan maksudnya adalah bagian pemeliharaannya, tindakan mengontrol mesin.

Digital twin memiiki empat jenis, yaitu : komponen (parts), mesin, proses, dan system.
Digital twin digemari oleh pelanggan karena efisiensi harga dan juga dapat membantu pelanggan untuk meningkatkan produktifitas dan keuntungan sebuah perusahaan.


Sumber :
http://novindaprasasti10.blogspot.com/2018/01/mengenal-lebih-jauh-mengenai-digital.html
Continue reading

 BUKTI AUDIT

Menurut audit standard, bukti audit adalah serangkaian informasi yang dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor dalam memutuskan apakah laporan keuangan perusahaan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Pada prakteknya, auditor eksternal harus berhadapan dengan informasi dengan jumlah yang sangat besar, walaupun tidak semuanya dapat digunakan sebagai bukti audit, jika mengacu pada audit standar, dimana bukti audit harus mencukupi (sufficient) dan sesuai/cocok (appropriate). Bukti audit dapat diperoleh melalui pemeriksaan catatan (records) dari transaksi akuntansi dan informasi pendukung lainnya, misalnya melalui observasi, konfirmasi dari pihak ketiga, dan informasi lain yang dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan kesimpulan .

 

Tujuan Bukti Audit

Adapun tujuan bukti audit (Anonim : 2012) yaitu :

a.      Membantu membuat keputusan tentang penilaian risiko dengan mempertimbangkan salah saji berupa potensial yang akan mungkin terjadi.

Penilaian risiko audit adalah proses rekursif penelusuran bukti untuk menentukan keyakinan dan menilai keaslian dan kebenaran bukti audit guna mendukung penerbitan opini. Risiko audit merupakan salah satu yang menjadi perhatian auditor dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab profesionalnya dan kemungkinan adanya risiko audit. Risiko audit dapat ditimbulkan dari tingkat penemuan yang direncanakan dalam menghadapi irregularities, misalnya related party transaction (transaksi perusahaan induk dan anak atau transaksi antar keluarga); client misstate (klien melakukan penyimpangan; kualitas komunikasi (klien tidak kooperatif); initial audit (klien baru pertama kali audit); klien bermasalah (Anonim : 2011).

 

b.      Membantu menentukan prosedur audit yang cocok dengan asersi dan penilaian resiko.

Asersi sangat penting karena membantu auditor dalam memahami bagaimana laporan keuangan mungkin disalah sajikan dan menuntun auditor dalam mengumpulkan bukti (Anonim :2009).

 

Manfaat Bukti Audit

Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit merupakan langkah awal yang baik san sangat menentukan tingkat ekonomi, efisiensi dan efektivitas audit yang dilakukan. Dengan demikian, auditor harus mengidentifikasi secara jelas sifat, mutu, dan jumlah bukti audit yang akan dikumpulkan. Adapun manfaat bukti audit (Agung Rai : 2008) adalah sebagai berikut :

1. Bukti akan digunakan untuk mendukung temuan, simpulan, dan rekomendasi audit. Mutu simpulan dan rekomendasi audit sangat bergantung pada bukti audit ini.

2Bukti-bukti audit mempunyai peran yang sangat penting terhadap keberhasilan pelaksanaan audit. Oleh karena itu, bukti-bukti audit harus mendapatkan perhatian auditor sejak tahap perencanaan audit sampai dengan akhir proses audit.


Daftar Pustaka :

https://maksi.binus.ac.id/2018/10/05/bukti-audit-audit-evidence-dalam-era-big-data/

http://putubudiadnyani.blogspot.com/2013/05/memahami-bukti-audit.html


Continue reading

Jumat, 15 Januari 2021

1. Jelaskan apa kegunaan Laporan Audit TI!

Jawab :

 fungsi utamanya adalah memastikan sistem Teknologi Informasi bekerja dengan sempurna. audit TI digunakan juga untuk melakukan forensik jika ada kebocoran sistem keamanan informasi


2. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam membuat Laporan Audit TI? Jelaskan!

Jawab :

Dampak psikologis, terutama yang bersifat dampak negatif bagi audite

dampak psikologis dari laporan hasil audit, penanggulangannya akan lebih sulit karena:

·         Waktu audit sudah selesai

·         Laporan merupakan salah satu bentuk komunikasi tertulis, formal, sehingga auditor tidak dapat mengetahui reaksi auditee secara langsung

·         laporan telah didistribusikan kepada berbagai pihak sehingga semakin banyak pihak yang terlibat


Continue reading